Minggu, 10 November 2019

20 Tahun Reformasi_Tapak Tilas Sejarah Startup Indonesia

Laba Bank Mandiri Naik Jadi Rp 18,1 Triliun di Kuartal III

, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau Bank Mandiri mencatat laba bersih sebesar Rp 18,1 triliun semenjak Januari sampai September 2018. Corporate Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas menjelaskan laba bersih itu naik sekitar 20 % dengan year on year.

Kenaikan laba itu akibatnya karena kenaikan pendistribusian credit sebesar 13,8 jadi Rp 781,1 triliun hingga menggerakkan penghimpunan asset jadi Rp1.173,6 triliun, tumbuh 8,8 % dari September 2017, kata Rohan seperti dalam info tercatat di Jakarta, Rabu, 17 Oktober 2018.

Awalnya, Bank Mandiri mencatat laba bersih Rp 12,2 triliun pada semester I-2018. Angka ini naik 28,7 % dibanding periode yang sama tahun kemarin Rp 9,5 triliun. Mengenai, perkembangan laba itu khususnya didorong fee based penghasilan sebesar Rp 12,9 Triliun, atau tumbuh 18,1 % dengan tahunan.

Rohan meneruskan perkembangan credit paling tinggi dalam 18 bulan paling akhir disumbangkan oleh fragmen korporasi besar sebesar 27,6 % serta perkembangan credit fragmen mikro sebesar 27,1 % jadi Rp 301,4 triliun serta Rp 97,5 triliun.

Diluar itu, kenaikan laba bersih di dukung oleh bertambahnya net interest penghasilan sebesar 4,2 % jadi Rp 40,5 triliun. Kenaikan laba didoorong oleh bertambahnya fee based penghasilan sebesar sebesar 11,4 % jadi Rp 18,75 triliun. Pada kuartal ke-3 ini, Bank Mandiri mencatat penurunan ongkos pencadangan 10,3 %.

Selain itu, Wakil Direktur Penting Bank Mandiri Sulaiman Bijak Arianto menjelaskan kenaikan laba itu diimbangi dengan penurunan rasio net performing loan atau NPL. Pada kuartal ke-3 ini Bank Mandiri mencatat penurunan rasio NPL Gross 74 basis point jadi 3,01 % di akhir September 2018.

“Penurunan rasio NPL khususnya didorong oleh kesuksesan perseroan dalam lakukan restrukturisasi dengan berkepanjangan, di samping pengamatan kekuatan usaha debitur dengan ketat hingga bisa menolong debitur penuhi keharusan,” kata Sulaiman.

Sulaiman meneruskan, kompetisi yang makin ketat dan kebijaksanaan suku bunga yang diaplikasikan regulator tuntut perseroan lakukan perbaikan yang relevan baik dari bagian pengendalian asset produktif dan penajaman konsentrasi usaha. Di lain sisi, ongkos operasional sukses terus didesak serta cuma tumbuh single digit karena aplikasi prinsip efisiensi dengan berkelanjutan di semua proses usaha.

Selain itu, Bank Mandiri sampai September 2018 salah satunya bank pelat merah ini mencatat portofolio credit produktif sampai sebesar 77,5 % dari keseluruhan credit, serta cuma 22,5 % yang berbentuk konsumtif. Rinciannya, pendistribusian credit investasi naik 12,4 % jadi Rp 212,1 triliun serta credit modal kerja naik 10,5 % jadi Rp 318,6 triliun.

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar