, Balikpapan – PT Pertamina (Persero) mengakhiri pembangunan dua tower apartemen di Balikpapan, Kalimantan Timur. Apartemen ini ditujukan buat beberapa ratus karyawan Pertamina yang tergusur megaproyek pelebaran kilang minyak Balikpapan.
“Sesuai dengan agenda, beberapa karyawan dan keluarga akan tempati apartemen itu pada Mei akan datang,” kata Manager Umum Pertamina Refinery Unit V Balikpapan Yulian Dekri, di Balikpapan, seperti diambil Koran Tempo edisi Kamis, 20 April 2017.
Yulian menjelaskan Pertamina jamin seutuhnya pengendalian apartemen buat karyawannya. Mereka bisa langsung tempati apartemen yang mempunyai 299 unit itu.
“Karyawan langsung bisa tempati unit kamar yang telah diperlengkapi, sesuai keperluan keluarganya. Kami jamin seutuhnya pengendalian apartemen di Balikpapan,” tutur Yulian. Ia juga mengklaim semua karyawan Pertamina terima proses perpindahan ke apartemen ini.
Apartemen Balikpapan setinggi 24 lantai ini diperlengkapi ruang parkir kendaraan sampai enam lantai. Apartemen ini jadi bangunan paling tinggi di daerah Balikpapan serta sekelilingnya.
Mengangkat ide smart building (bangunan pandai), pengelola apartemen ini dapat menjumpai semua intimidasi pada penghuninya, contohnya kebakaran. Tidak hanya diperlengkapi skema pendeteksi masalah, ada perangkat yang memberi respon intimidasi, seperti alat pemutus listrik automatis bila berlangsung kebakaran.
Sekarang ada beberapa ratus karyawan Pertamina yang tempati Kompleks Rumah Dinas Parikesit, Balikpapan, yang tergusur karena project pelebaran kilang minyak.
Sesudah merelokasi karyawan ke apartemen baru, manajemen Pertamina akan lakukan land clearing di ruang sisa kompleks itu. Pertamina mengklaim telah kirim surat pemberitahuan pemugaran Stadion Parikesit ke Pemerintah Kota Balikpapan, sebagai kandang team sepak bola Persiba.
Stadion serta bekas kompleks perumahan bisa menjadi bengkel serta gudang untuk kilang minyak. Dalam project peningkatan kilang minyak Balikpapan sejumlah keseluruhan Rp 59,8 triliun, Pertamina akan tingkatkan kemampuan pemrosesan dari 260 ribu barel jadi 360 ribu barel /hari.
Direktur Megaproyek Pemrosesan serta Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi menjelaskan, dalam step pertama yang selesai pada 2019, kilang ini dapat membuahkan bahan bakar standard Euro 2. Seterusnya, kilang ini akan menghasilkan bahan bakar standard Euro 4 sampai Euro 5.
SRI GUNAWAN WIBISONO | FERY FIRMANSYAH
"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar