Sabtu, 16 November 2019

Guru Besar Hukum Internasional Sebut HoA Freeport Bermasalah

Dahlan Iskan: Entrepreneur Sukses Harus Pernah Ditipu Orang

, Bandung - Menurut Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, entrepreneur yang sukses jika pernah alami banyak ujian, terhitung ditipu orang.

”Karena jadi entrepreneur yang baik itu ialah entrepreneur yang pernah ditipu orang,” kata Dahlan Iskan di depan beberapa ribu entrepreneur mikro di Graha Tirta Siliwangi, Bandung, Ahad, 15 April 2012.

Dalam acara yang diadakan PT Pendanaan Nasional Madani (Persero) itu Dahlan didapuk jadi motivator buat beberapa entrepreneur kecil binaan PT Pendanaan Nasional Madani yang bergerak di bidang pembiayaan serta layanan manajemen buat barisan usaha mikro kecil serta menengah.

Sebelum membagi panduan itu, Dahlan sempat minta peserta yang bawa balita untuk naik di atas panggung. Beberapa puluh orang yang ada memberi dukungan anak kecil ramai-ramai naik pangung.

”Saya lihat barusan kurang lebih 80 % yang ada di sini usianya masih muda-muda, bermakna ada banyak peluang. Ada yang mungkin baru belajar berupaya, ada yang mungkin baru bisa kesempatan berupaya, ada yang mungkin pernah berupaya (lalu) tidak berhasil (serta) terus berupaya ,” kata Dahlan.

Setelah itu, Dahlan baru membagi tipnya. Pertama, katanya, berupaya atau berdagang itu tidak dapat di ajarkan. ”Itu prinsip yang gw yakini, berupaya itu cuma dapat disebarkan, tidak dapat di ajarkan, jika Anda berkawan setiap hari dengan orang yang berupaya, Anda akan ketularan berupaya. Jika setiap hari berkawan dengan politikus akan jadi politisi, dan sebagainya,” katanya.

Untuk panduan ke-2, Dahlan punyai langkah unik membaginya. Pertama, ia minta semua entrepreneur yang pernah tertipu untuk maju ke atas panggung. Ada delapan peserta ”gathering” yang maju naik panggung berdiri bersama dengan Dahlan. ”Bapak sekaligus berikut contoh entrepreneur yang pernah ditipu orang, gw memberikan pujian pada mereka yang pernah ditipu ini sebab tidak putus harapan,” katanya.

Beberapa entrepreneur yang pernah tertipu itu lalu disuruh Dahlan bercerita pengalamannya. Beberapa macam kisahnya. Ada penjual lotek yang tertipu Rp 400 ribu sebab dijanjikan mendapatkan kulkas bila bersedia beli 4 bungkus permen, sampai ada yang kehilangan semua omzet yang disatukan sepanjang sekian tahun jadi entrepreneur sebab barang jualan yang dikirim tidak dibayar.

Satu hal sama dari narasi mereka, rata-rata upayanya sekarang berkembang semakin maju. ”Ini yang hebat dari rekan-rekan ini, mereka tidak putus berupaya walau pernah ditipu, tetapi masih jadi entrepreneur,” kata Dahlan. ”Karena pokok berupaya itu ulet, tidak putus harapan, serta tidak kenal capek.”

Karenanya, dengan suara guyon, supaya semua perserta gathering upayanya lebih maju, Dahlan mendoakan semua secepat-cepatnya ditipu orang. Langsung, perkataan Dahlan ini memancing ger-geran. ”Jangan, Pak,” teriak peserta menimpali doa itu.

Dahlan masih kokoh pada gagasannya. Ia beralasan, buat entrepreneur, ditipu adalah salah satunya perjalanan tidak mati yang perlu dilaluinya. ”Lebih baik Anda gw doakan ditipu saat ini, saat Anda masih kecil, dibanding ditipu orang saat telah jadi entrepreneur besar,” katanya. ”Yang gw ingin orang itu harus belajar supaya tidak ditipu orang, tetapi ditipu itu penting,” kata pemilik usaha barisan Jawa Pos ini.

Menurut Dahlan, ada pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman itu. Salah satunya, tahu type orang seperti apa yang dapat diakui, serta mana yang benar-benar tidak dapat diakui. ”Pengusaha itu spesial. Jika kebanyakan orang mudah putus harapan, tidak ada yang bisa saja entrepreneur,” katanya.

Setelah itu, Dahlan menjelaskan Indonesia memerlukan 18 juta orang entrepreneur mikro kecil serta menengah. ”Kita butuh 18 juta orang yang kurang lebih seperti yang ada saat ini untuk Indonesia ini dapat maju, jangan direncanakan Indonesia itu maju jika ada pengusaha-pengusaha besar, itu juga penting,” katanya. ”Negara kita akan masuk kelompok negara yang kelas menengahnya tumbuh dengan cepat.”

AHMAD FIKRI

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar