Rabu, 20 November 2019

Utang Luar Negeri RI Akhir 2016 Mencapai US$ 317 Miliar

Sejak 2015 Perform Usaha Ritel di Indonesia Di Bawah Normal

, Jakarta -Ketua Umum Asosiasi Aktor Ritel Indonesia atau Aprindo Roy Nicholas Mandey menjelaskan semenjak 2015 usaha ritel di Indonesia alami perform dibawah normal.

Ritel berjaya pada 2012. Pada 2011 sampai 2012, ritel kita dapat bertumbuh 14 sampai 15 %, kata Roy Nicholas Mandey waktu didapati di hotel The Hermitage Menteng, Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.

Menurut Roy, usaha ritel umumnya bertumbuh 2,5 sampai 3 kali perkembangan ekonomi. Roy lihat perkembangan retail sampai semester I pada 2017 sebesar 3,7 %.

Dia meramalkan sampai akhir tahun akan sampai 7,5 sampai 8 %. Dibawah dari semester II 2016 yang tumbuh 9 %, kata Roy.

Dia masih mengharap supaya perkembangan bisa sampai 9 % sama dengan dengan 2016. Tetapi jika juga sebenarnya harus berlangsung masih bertumbuh tetapi, melambat, kata Roy.

Lebih rendahnya perkembangan itu menurut Roy dikarenakan, sebab banyak hal seperti harga komoditas yang tidak berubah, gaji fragmen menengah ke bawah tidak beralih, serta berlangsung perubahan pergantian tingkah laku berbelanja.

Tingkah laku berbelanja yang semula dengan keranjang ukuran besar, saat ini customer berbelanja dengan ukuran keranjang yang kecil, sebab banyak service jemput barang.

Menurut Roy orang saat ini tidak ke toko, cukup pesan online atau mungkin dengan layanan jemput barang yang ada dalam aplikasi transportasi daring

Skema berbelanja yang beralih itu membuat konsumen tidak berbelanja bulanan, tp berbelanja seperlunya sesuai dengan keperluan saja, kata Roy.

Roy lihat industri saat ini dari data 2016 masih 1,4 % transaksi online daripada keseluruhan off line. Jadi retail online itu dengan keseluruhan kurang lebih 97,3 user internet cuma 8,7 juta yang transaksi, data paling akhir hampir 9 juta transaksi, kata Roy

Selanjutnya menurut Roy jika mereka transaksi satu tahun 5 juta karena itu keseluruhan yang mereka mengumpulkan baru seputar 1,4 % dari US$ 350 miliar market cap off line ritel di Indonesia menurut GRD Global Retail Development. Jika 1,4 % bermakna baru seputar US$ 4,9 juta online, kata Roy.

Roy menjelaskan masih sangat mungkin kejayaan pada 2012 bisa kembali berlangsung. Mungkin waktu masuk dasawarsa pemerintahan yang baru yang ke-2, kata Roy.

Menurut Roy sekarang Indonesia masuk tahun politik harga komoditas tidak beralih masih lemah, daya serap global untuk komoditas kita masih lemah. Hingga untuk dapat kembali di kembali di tahun 2012 kami belum lihat pointernya, sesudah 2019 itu akan makin baik, katanya.

HENDARTYO HANGGI

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar