Selasa, 19 November 2019

Truk vs KA Sancaka Begini Kronologi Kecelakaan Kereta di Ngawi

Rokhmin Dahuri Usulkan Deregulasi Supaya Export Perikanan Naik

, Jakarta - Bekas Menteri Kelautan serta Perikanan Rokhmin Dahuri menyarankan langkah deregulasi kebijaksanaan dalam rencana tingkatkan export komoditas bidang kelautan serta perikanan.

Simak juga: Anwar Nasution Meminta Pemerintah Selekasnya Melakukan tindakan Stabilkan Rupiah

Bila pemerintah lakukan deregulasi, nilai export perikanan dapat kembali masuk dalam daftar 10 penyumbang devisa paling besar di Indonesia, dengan nilai sebesar 5,8 miliar dolar AS, menempati rangking ke 9, kata Rokhmin Dahuri dalam launching, Senin, 10 September 2018.

Rokhmin menjelaskan pada sekarang export kelapa sawit serta produk oleochemical ialah penghasil devisa paling besar. Selanjutnya, sambungnya, penghasil devisa paling besar yang lain ialah pariwisata, tekstil serta garmen, migas, dan batubara.

Dia memperingatkan jika pada 2014 export produk perikanan Indonesia ada pada rangking ke-6 dari 10 besar penghasil devisa.

Tetapi, sambungnya, semenjak 2015 sampai 2018, export perikanan tidak masuk pada 10 besar komoditas penghasil devisa Indonesia.

Turunnya rangking export perikanan dikarenakan anjloknya hasil produksi komoditas tuna, cakalang, kepiting tidak mati hasil budidaya, kerapu tidak mati hasil budidaya, udang hasil tangkapan di Arafura, katanya.

Menurutnya, anjloknya produksi perikanan dikarenakan beberapa peraturan yang kontraproduktif, seperti moratorium perpanjangan izin kapal nelayan yang di-import dengan legal, larangan transshipment, larangan pengiriman kepiting ukuran tersendiri serta betina, serta kendala akses kapal buyer ikan kerapu tidak mati hasil budidaya.

Tidak hanya deregulasi, dia merekomendasikan supaya dikerjakan langkah yang lain yakni percepat proses perizinan serta perpanjangan perizinan. meningkatkan aquaculture atau perikanan budi daya yang kekuatan ekonominya 240 miliar dolar AS per tahun.

Langkah yang lain ialah mengaplikasikan tehnologi kekinian untuk tambak garam hingga produktivitasnya naik sampai 400 % serta mutunya naik supaya bisa menyuplai semua keperluan garam dapur serta industri dengan sasaran dapat mengirit devisa dari import garam sebesar 1,4 miliar dolar AS per tahun.

Selanjutnya, memaksimalkan kemampuan terpasang industri pemrosesan ikan dengan jamin suplai bahan baku ikan dari dalam negeri yang kekuatan tangkapan ikannya 12.5 juta ton per tahun, dengan kekuatan export seputar 12 miliar dolar AS per tahun.

Rokhmin memiliki pendapat jika beberapa langkah itu digerakkan, karena itu dalam tempo 6 sampai 24 bulan bidang perikanan Indonesia dapat membuahkan devisa seputar 5,8 miliar dolar, serta dalam tempo 5 tahun dapat bertambah sampai 52 miliar dolar, dan dalam tempo satu sampai dua dekade dapat bertambah sampai 252 miliar dolar per tahun.

Devisa sebesar ini ekuivalen dengan 12 kali devisa dari sawit, atau seputar 164 % dari APBN RI tahun 2018, katanya.

Rokhmin Dakhuri menyampaikan jika sasaran devisa dari export di bidang perikanan ini terwujud bertepatan dengan bertambahnya devisa dari 10 bidang jagoan yang lain karena itu nilai ganti rupiah dapat lebih kuat dari Singapura, persediaan devisa dapat melebihi Cina, 40 puluh juta lapangan kerja baru dapat dibuka, hingga kemiskinan alami penurunan mencolok, serta daya beli warga bertambah belasan kali lipat.

ANTARA

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar